f February 2014 ~ DISTRIBUTOR PUSAT PT. NATURAL NUSANTARA YOGYAKARTA

Pages

Teknologi NASA

Produk Pertanian, Pestisida Organik, Peternakan , Perikanan.

PRODUK PETERNAKAN DAN PERIKANAN

" Biaya Murah tetapi tidak murahan, Hasil Bobot lebih melimpah, Yaaaa... Nasa Obatnya "

Contact kami Distributor NASA

" MEMBANGUN NEGRI INI DENGAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK "

PRODUK KESEHATAN NASA

" Hidup Sehat, Alami Berkualitas. "

TIM NASA MEMBERIKAN PENYULUHAN

Penyuluhan kepada Petani Padi kendari-sulawesi Tenggara.

Saturday, 22 February 2014

HAMA PADA TANAMAN TOMAT

[HAMA PADA TANAMAN TOMAT]

#Hama dan Penyakit Tanaman Tomat#

GAMBAR HAMA PADA TOMAT
Tomat banyak disukai masyarakat Indonesia untuk dikomsumsi sebagai bahan pelengkap makanan. Namun budidaya tanaman tomat harus dilestarikan dan jangan sampai punah gara-gara perawatan yang belum mendetail akan gejala hama dan penyakit pada tanaman tomat tersebut.Hama dan penyakit  tanaman tomat bisa anda brantas dan dimusnahkan dari sekarang. Pengetahuan tentang hama dan penyakit tanaman tomat mempengaruhi hasil panen setiap orang yang berbeda. Adapun Hama dan Penyakit yang sering di jumpai pada tanaman tomat adalah sbb :



ULAT BUAH TOMAT  (Heliothis armigera Hubner.)
Ciri-ciri : panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.
Gejala : ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian:

 ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap;
telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan;
 ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat;
tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan;
disemprot dengan Produk nasa yaitu pestona + aero 810 ( 6 :  1/3 ) tutup / 1 tangki semprot,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.
Kutu daun apish hijau
Kutu ini termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut aphis tomat, aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus.

Ciri-ciri : kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan.

Gejala:  daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.
Pengendalian :

 gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu;
pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati;
 pengendalian dengan cara pemakaian produk Nasa yaitu BVR + Aero-810 ( 2 sendok makan + 1/4 tutup ) per tangki,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.
Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)
Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila terganggu akan berhamburan seperti kabut atau kepul putih.

Ciri-ciri : Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm berwarna putih kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang sayap berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat putih betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta datar dan badannya seperti sisik pada daun.
Gejala : tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas.
Pengendalian:

digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing guna memakan telur lalat putih;
gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan supaya tidak menjadi inang lalat putih;
 tanaman tomat terserang virus harus segera dicabut dan dibakar;
penyemprotan Produk Nasa  yaitu BVR + Aero-810 ( 2 sendok makan + 1/4 tutup ) per tangki,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.
Kutu daun thrips
Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera.

Ciri-ciri:  panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.
Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.

Pengendalian:

tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup;
gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips;
lakukan penyiraman  Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa ( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam.
apabila sudah terserang hama tersebut,lakukan penyemprotan produk Nasa yaitu PENTANA + Aero-810 ( 3 + 1/4 )tutup / tangki semprot,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.
Lalat buah
Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera.

Ciri-ciri : mempunyai sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis melintang berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung muda berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang belatung ± 1 cm. Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih.
Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung berwarna putih. Belatung dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
Pengendalian:

pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati
ditangkap dengan menggunakan Produk Nasa yaitu Metilat,dengan cara di oleskan di botol warna putih lalu di tancapkan sekitar 20 Pcs dengan jarak sekitar 20 m.
buah yang terserang segera dipetik dan dibakar;
gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.
Penyakit busuk daun
Penyebab: cendawan Phytophthora infestans (Mont.) de bary.

Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat sampai hitam. Mula-mula pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat.
Pengendalian:

lakukan penyiraman  Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa ( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam.
tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar;
tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat;
menanam varietas tomat yang resisten;
melakukan rotasi tanaman;
tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari;
disemprot dengan Produk Nasa yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5 sendok  )makan/ tangki semprot.
Penyakit busuk buah Rhizoctonia
Penyebab: cendawan Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk.

Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak.
Pengendalian:

air pengairan harus bersih dan bebas penyakit;
penanaman jangan terlalu dalam;
diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah;
diberi mulsa plastik transparan;
menanam varietas tomat yang resisten;
melakukan rotasi tanaman;
gulma dan sisa-sisa tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar;
disemprot dengan Produk Nasa yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5 sendok  )makan/ tangki semprot.
Penyakit layu
Penyebab: Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm) E.F.Sm.

Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman yang telah terinfeksi daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning. Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh dan mati.
Pengendalian:

lakukan penyiraman  Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa ( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam.
melakukan rotasi tanaman dan tidak boleh menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae;
gulma di areal pertanaman dibersihkan;
menanam varietas tomat yang resisten;
tanaman yang sakit dicabut dan dibakar;
tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari.
Penyakit layu fusarium
Infeksi terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas. Aliran air ke daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning. Cendawan ini membentuk polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas membran plasma, sehingga perjalanan air dari bawah ke atas terhambat.
Gejala: pada malam hari sampai pagi masih kelihatan segar, tetapi setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut menjadi layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati.
Pengendalian:

lakukan penyiraman  Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa ( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam.
disemprot dengan Produk Nasa yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5 sendok  )makan/ tangki semprot.
menanam varietas tomat yang resisten (tahan);
diberi mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar penyakit fusarium mati;
menanam tanaman tomat di tanah yang bebas nematoda;
menggunakan alat yang bersih dari penyakit layu;
tanaman yang layu harus segera dicabut dan dibakar


UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI
DISTRIBUTOR NASA : CECEP ADI SETIAWAN, SP
TELKOMSEL 0812 8587 1001
INDOSAT 0857 9915 2128
XL 0877 3047 1800

Saturday, 15 February 2014

BUDIDAYA KOBIS / KOL ORGANIK MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KOBIS/ KOL



budidaya kobis organik nasa
Budidaya Kobis Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA ini dapat dibaca juga melalui www.naturalnusantara.co.id

I. PENDAHULUAN

Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis atau kol baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.

PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 - K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

  • Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun.
  • Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o - 20o C.
  • Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PENGELOLAAN AIR & TANAH

    pupuk organik padat supernasa
  • Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos.
  • Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman.
  • Gunakan pupuk organik ( SUPER NASA ), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.


PERSIAPAN LAHAN

  • Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
  • Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH <>FASE PERSEMAIAN
  • Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet) Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
  • Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
  • Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
  • Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
  • Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
  • Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
  • Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang.
pengendali hama organik gliopupuk organik cair nasa


JARAK TANAM

  • Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm


BIBIT

  • Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam


PEMUPUKAN TANAMAN KOBIS

  • Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
  • Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

panduan-cara-budidaya-tanaman-sayuran-kobis-bunga-kol-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona


CARA TANAM KOBIS

  • Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam.
  • Pilih bibit yang segar dan sehat.
  • Tanam bibit pada lubang tanam.
  • Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya.
  • Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam.
  • Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran).
  • Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah.
  • Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis.


FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )

  • Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
  • Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl
  • Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
  • Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
  • Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
  • Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
  • Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
  • Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
  • Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
pupuk organik cair nasaHormon organik nasapengendali hama organik glio


FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )

  • Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen.
  • Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret.
  • Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia).

PANEN DAN PASCA PANEN

  • Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari.
  • Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
  • Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop.
  • Jangan sampai terjadi memar atau luka.
  • Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris).
  • Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.
Info pemesanan/konsultasi
Cecep Adi Setiawan, SP
Hp.0812.8587.1001 / 0857.9915.2128

Wednesday, 12 February 2014

BUDIDAYA KOPI

BUDIDAYA KOPI SECARA ORGANIK
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya kopi organik nasa
Budidaya Kopi organik dengan menarapkan teknologi organik dari PT. Natural Nusantara ( NASA )

I. PENDAHULUAN

Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.

PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.


II. PERSIAPAN LAHAN

budidaya kopi organik glio
  • Untuk tanah pegunungan/miring buat teras.
  • Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
  • Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PEMBIBITAN

  • Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya.
  • Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
  • Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
  • Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
  • Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan.
  • Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan.
  • Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut.
  • Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
Tabel Dosis Pupuk Untuk Bibit Kopi


Umur (bln)
gr/m2
Urea
SP-36
KCl
3
10
5
5
5
20
10
10
7
30
15
15
9
40
20
20
12
50
25
25

Catatan :
Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.

budidaya kopi organik nasa

PENANAMAN

  • Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
  • Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
  • Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
  • Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.

PENYULAMAN

  • Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
  • Penyulaman dilakukan awal musim hujan.

PENYIRAMAN

  • Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.

PEMUPUKAN

  • Pemupukan NPK diberikan dua kali setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
  • Setelah pemupukan sebaiknya disiram.
  • Jenis dan Dosis Pupuk Makro sesuai table.

Tahun

gr/pohon/tahun
Urea
SP-36
KCl
1
2 x 252 x 252 x 20
2
2 x 502 x 502 x 40
3
2 x 752 x 702 x 40
4
2 x 1002 x 902 x 40
5 - 10
2 x 1502 x 1302 x 60
> 10
2 x 2002 x 1752 x 80

Catatan :

Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertaniam setempat


budidaya kopi organik supernasa
  • Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh ¾ lebar tajuk, pupuk dimasukan dan ditutup tanah.

  • Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau siram atau kocorkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan sekali.

  • Apabila tanaman sudah berproduksi tambahkan pupuk khusus pembuahan, yaitu POWER NUTRITION.
    • budidaya kopi organik power nutrition
    • POWER NUTRITION adalah pupuk organik yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah pada tanaman kopi.
    • POWER NUTRITION dibuat dari beragam bahan alami yang mengandung unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan pembuahan.
    • Pemberian POWER NUTRITION bisa dicampurkan dengan pemupukan SUPERNASA dengan dosis sama seperti dosis pemberian SUPERNASA.

  • Untuk pemeliharaan semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali.

PEMANGKASAN

  • Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
  • Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

A. HAMA KOPI

a. Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei) serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun .
  • Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
b. Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus ) menyerang ranting dan cabang.
  • Pencegahan dengan PESTONA.
c. Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda,
  • Pencegahan gunakan PESTONA, BVR atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.

B. PENYAKIT PADA KOPI

  • Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix , preventif semprotkan Natural GLIO.
  • Penyakit Jamur Upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA.
  • Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO.
  • Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan Natural GLIO.
  • Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan Natural GLIO.
  • Penyakit mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia. Preventif gunakan Natural GLIO.
Catatan :

Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

proses panen kopi

P A N E N

  • Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.

PENGOLAHAN HASIL

  • Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen.
  • Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.
Penyebab Kerusakan Kopi Beras :
  • Biji keriput : asal buah masih muda
  • Biji berlubang :kopi terserang bubuk
  • Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya
  • Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
  • Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
  • Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab.
  • Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab
  • Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
  • Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
  • Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk/dibolak-balik.

BUDIDAYA KEDELAI ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KEDELAI 


budidaya kedelai organik
Budidaya kedelai organik dengan menerapkan teknologi organik dari PT. Natural Nusantara ini dapat di baca juga melalui NaturalNusantara.org.

I. PENDAHULUAN

Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai.

PT. Natural Nusantara berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.

II. SYARAT TUMBUH

Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.

III. PENGOLAHAN TANAH

  • Tanah dibajak, digaru dan diratakan
  • Sisa-sisa gulma dibenamkan
  • Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m
  • Tanah dikeringanginkan tiga minggu baru ditanami
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m² (10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
    • Alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    • Alternatif 2 : Setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.

PENANAMAN

  • Rendam benih dalam POC NASA dosis 2 cc / liter selama 0,5 jam dan dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai.
  • Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm.
  • Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang
  • Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan.
  • Waktu tanam yang baik akhir musim hujan.

PENJARANGAN & PENYULAMAN

  • Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin.
  • Penyulaman sebaiknya sore hari.

PENYIANGAN

  • Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam).
  • Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.

PEMBUBUNAN

  • Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman.
  • Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

PEMUPUKAN

Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :


Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg)
SP-36 (kg)
KCl (kg)
2 Minggu Setelah Tanam
50
40
20
6 Minggu Setelah Tanam
30
20
40
Total
80 kg
60 kg
60 kg

  • POC NASA diberikan 2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4 - 8 tutup POC NASA/tangki).

  • Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10 - 20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3 - 4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki).

  • Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan, akan lebih aman jika disiramkan.

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

IV. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

1. Aphis glycine

  • Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
  • Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
  • Pengendalian:
    • (1) Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
    • (2) buang bagian tanaman terserang dan bakar,
    • (3) gunakan musuh alami (predator maupun parasit);
    • (4) semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun bagian bawah.

2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)

  • Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.
  • Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.
  • Pengendalian: penyemprotan PESTONA

3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)

  • Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
  • Pengendalian : Tanam tepat waktu.

4. Kepik polong (Riptortis lincearis)

  • Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)

  • Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
  • Pengendalian : Saat benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

6. Kepik hijau (Nezara viridula)

  • Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.
  • Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.

7. Ulat grayak (Spodoptera litura)

  • Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
  • Pengendalian :
    • (1) dengan cara sanitasi;
    • (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa Natural VITURA.

8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)

  • Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
  • Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman, Pemberian Natural GLIO



9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)

  • Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek.
  • Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi.
  • Pengendalian; tanam varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal

10. Anthracnose (Colletotrichum glycine )

  • Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil.
  • Pengendalian :
    • (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat;
    • (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.

11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)

  • Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat.
  • Pengendalian:
    • (1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
    • (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir

12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp)

  • Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
  • Pengendalian :
    • (1) memperbaiki drainase lahan;
    • (2) Tebarkan Natural GLIO di awal

V. PANEN DAN PASCA PANEN

kedelai organik panen
  • Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.

  • Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.

  • Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.

  • Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.

Tuesday, 11 February 2014

BUDIDAYA SEMANGKA ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA SEMANGKA 

Budidaya Semangka secara organik dengan menerapkan teknologi organik dari PT. Natural Nusantara ( NASA ) ini dapat Anda baca juga melalui NaturalNusantara.org.


budidaya semangka organik nasa

I. PENDAHULUAN

Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.

PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).


II. SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim

  • Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan.
  • Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam.
  • Suhu optimal ± 250 C.
  • Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

2. Media Tanam

  • Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
  • Cocok pada jenis tanah geluh berpasir.
  • Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Pembibitan

1.1. Penyiapan Media Semai
  • Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
  • Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .
  • Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
1.2. Teknik Perkecambahan Benih
  • Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam).
  • Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari.
  • Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.
1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
  • Media semai disiram air bersih secukupnya.
  • Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
  • Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
  • Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali.
  • Penyiraman 1-2 kali sehari.
  • Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.


2. Pengolahan Media Tanam

2.1. Pembukaan Lahan
  • Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan.
  • Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.
2.2. Pembentukan Bedengan
  • Lebar bedengan 6-8 m,
  • tinggi bedengan minimum 20 cm.
2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada :
  • pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit ,
  • pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan
  • pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
2.4. Pemupukan Dasar
  • Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
  • Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
  • Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
    • Alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    • Alternatif 2 : Setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
2.5. Lain-lain
  • Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar.
  • Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.


3. Teknik Penanaman

panen semangka organik

3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
  • Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm.
  • Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.
3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.


4. Pemeliharaan Tanaman

4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

4.2. Penyiangan
  • Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak.
  • Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder.
  • Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
  • Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.
4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.

4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

4.5. Pemupukan
Waktu
Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)
ZA
TSP
KCl
Susulan I (3 hari)
40
-
40
Susulan II Daun 4-6 helai
120
85
80
Susulan III Batang 45–55 cm
170
-
30
Susulan IV Tanaman bunga
130

-


30
Susulan V Buah masih pentil
80
-
30
POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki


4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
  • Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami.
  • Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot.
  • Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.

4.7. Pemeliharaan Lain
  • Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat.
  • Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas.
  • Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari.


5. Hama dan Penyakit

5.1 Hama
a. Thrips
  • Ciri : Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas.
  • Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak.
  • Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.
b. Ulat Perusak Daun
  • Ciri : Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.
  • Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.
c. Tungau
  • Bentuk binatang : Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman.
  • Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat.
  • Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.
d. Ulat Tanah
  • Ciri : Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
  • Pengendalian:
    • (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya;
    • (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.
e. Lalat Buah
  • Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.
  • Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.
5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
  • Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur.
  • Pengendalian:
    • (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami,
    • (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.
b. Bercak Daun
  • Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
  • Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
  • Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.
c. Antraknosa
  • Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
  • Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
  • Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.
d. Busuk Semai
  • Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
  • Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
  • Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.
e. Busuk Buah
  • Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.
  • Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

f. Karat Daun
  • Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
  • Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
  • Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan :

Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.


6. Panen

6.1. Ciri dan Umur Panen
  • Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman.
  • Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
6.2. Cara Panen

semangka organik nasa natural nusantara

  • Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer.
  • Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.

BUDIDAYA KENTANG ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KENTANG 

Budidaya kentang organik dengan menerapkan teknologi organik NASA dari PT. Natural Nusantara ini dapat Anda baca juga di sini.

budidaya kentang organik nasa
PENDAHULUAN

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting.

PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).

SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim

Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.

2. Media Tanam

Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Pembibitan

  • Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul.
  • Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
  • Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas.
  • Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan.
  • Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada.
  • Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

Pengolahan Media Tanam

  • Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.

  • Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).


Teknik Penanaman

Pemupukan Dasar

    • Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
    • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m².
    • Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara :

      • Alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

      • Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan. Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.

      • Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

Cara Penanaman

Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

Pemeliharaan Tanaman

  • Penyulaman, Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.
  • Penyiangan, Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
  • Pemangkasan Bunga, Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
  • Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
        • Urea/ZA : 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
        • SP-36 : 21 hst 250 kg/ha.
        • KCl : 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
        • Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA
        • mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
        • Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
        • Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK
        • penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

  • Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

teknis budidaya tanaman kentang organik nasa natural nusantara


Hama dan Penyakit

Hama

  • Ulat grayak (Spodoptera litura)
    • Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya.
    • Pengendalian:
      • (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur;
      • (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.

  • Kutu daun (Aphis Sp)
    • Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus.
    • Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

  • Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
    • Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
    • Pengendalian: Pengocoran Pestona.

  • Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
    • Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
    • Pengendalian : Pengocoran Pestona.

  • Hama trip ( Thrips tabaci )
    • Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda.
    • Pengendalian:
      • (1) memangkas bagian daun yang terserang;
      • (2) mengunakan Pestona atau BVR.

 Penyakit

  • Penyakit busuk daun
    • Penyebab: jamur Phytopthora infestans. 
    • Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati.
    • Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
  • Penyakit layu bakteri
    • Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning.
    • Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

  • Penyakit busuk umbi
    • Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. 
    • Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
    • Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam

  • Penyakit fusarium
    • Penyebab: jamur Fusarium sp. 
    • Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. 
    • Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

  • Penyakit bercak kering (Early Blight)
    • Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. 
    • Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
    • Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

  • Penyakit karena virus
    • Virus yang menyerang adalah:
      • (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung;
      • (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun;
      • (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal;
      • (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak;
      • (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
      • (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
    • Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
    • Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan :

Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

Panen

panduan-cara-budidaya-tanaman-kentang-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona-power-nutrition-bvr-glio

Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

BUDIDAYA TOMAT

BUDIDAYA TOMAT SECARA ORGANIK
DENGAN MNERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya tomat organik nasa
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani.

PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

Artikel budidaya tomat dengan menggunakan teknologi organik nasa ini dapat dibaca juga di sini.


A. FASE PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh :

  • Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
  • Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
  • Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
  • Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam

  • Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan.
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.

3. Penyiapan Lahan

  • Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
  • Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
  • Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
  • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
  • Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
  • Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2.
  • Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
    • alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    • alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
  • Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
  • Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
  • Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
  • Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit

bibit unggul tomat dari nasa
  • Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd ).
  • Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
  • Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab).


 

B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)

  • Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).
  • Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
  • Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag.
  • Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
  • Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki.


C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

  • Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
  • Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
  • Penanaman sore hari
  • Buka polibag plastik
  • Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
  • Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
  • Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
  • Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
  • Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
  • Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
  • Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat


D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

  • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
  • Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
  • Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
  • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
  • Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
  • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
  • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
  • Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
  • Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
  • Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.


E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)


tomat organik


1. Pengelolaan Tanaman

  • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
  • Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
  • Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
  • Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
  • Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.


2. Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
  • Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
  • Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
  • Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
  • Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.


F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)


panen tomat organik

  • Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
  • Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
  • Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
  • Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
  • Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
  • Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

gambar panen tomat


PRODUK NASA YANG DIGUNAKAN :

Pupuk Organik Nasa :
  1. SUPER NASA
  2. POC NASA
  3. HORMONIK
Pestisida Organik Nasa :
  1. NATURAL GLIO
  2. VITURA / VIREXI
  3. PESTONA
  4. AERO-810