I.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Lada atau Merica dari jaman dahulu sudah dibudidayakan masyarakat kita, dan
gara-gara rempah-rempah ini penjajah berusaha menguasai negeri kita.
Sampai saat ini Merica atau Lada masih sangat stabil haraganya, dan bertanam
lada atau merica masih sangat menjanjikan. Banyak orang enggan menanam merica
karena harus membuat tegakan atau rambatan tanaman merica, bahkan ada membuat
rambatan merica yang dicor dari semen.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam
bidang pertanian, kini jika anda mau bertanam merica tidak perlu membuat
rambatan karena sudah ada yang namanya Lada Perdu. Lada perdu ini
sebenarnya berasal dari Lada Panjat namun diberikan dengan perlakuan khusus
pada waktu pembibitan sehingga tanaman tidak akan menjalar atau memanjat
panjang.
gara-gara rempah-rempah ini penjajah berusaha menguasai negeri kita.
Sampai saat ini Merica atau Lada masih sangat stabil haraganya, dan bertanam
lada atau merica masih sangat menjanjikan. Banyak orang enggan menanam merica
karena harus membuat tegakan atau rambatan tanaman merica, bahkan ada membuat
rambatan merica yang dicor dari semen.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam
bidang pertanian, kini jika anda mau bertanam merica tidak perlu membuat
rambatan karena sudah ada yang namanya Lada Perdu. Lada perdu ini
sebenarnya berasal dari Lada Panjat namun diberikan dengan perlakuan khusus
pada waktu pembibitan sehingga tanaman tidak akan menjalar atau memanjat
panjang.
Tanaman lada perdu ini lebih efisien dalam biaya produksi dan memiliki
produktivitas hasil panen yang lebih besar. Hal ini disebabkan lada perdu tidak
membutuhkan media rambatan atau tegakan dalam penanamannya. Lada perdu juga
memiliki keunggulan dalam perawatan dan pemanenan yang lebih mudah, karena
tanaman ini tumbuh layaknya tanaman jenis perdu lainnya.Disamping itu Lada
perdu juga punya sisi unggul yaitu :
produktivitas hasil panen yang lebih besar. Hal ini disebabkan lada perdu tidak
membutuhkan media rambatan atau tegakan dalam penanamannya. Lada perdu juga
memiliki keunggulan dalam perawatan dan pemanenan yang lebih mudah, karena
tanaman ini tumbuh layaknya tanaman jenis perdu lainnya.Disamping itu Lada
perdu juga punya sisi unggul yaitu :
Bibit mudah
didapat dari Stek.
didapat dari Stek.
Pembibitan lada perdu diperoleh dari perbanyakan secara
vegetatif (setek) cabang buah tanaman lada. Bahan tanaman yang dipilih tersebut
sebaiknya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Bahan tanaman bisa diambil
dari cabang utama yang memiliki 3 – 4 daun. Batang stek yang disiapkan, untuk
bagian sulur panjatnya harus dibuang agar tidak kembali menjadi bibit lada
panjat / rambat. Setek juga bisa diambil dari cabang tanaman yang sudah
berbuah, dengan memotong pada bagian pangkal batangnya.
vegetatif (setek) cabang buah tanaman lada. Bahan tanaman yang dipilih tersebut
sebaiknya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Bahan tanaman bisa diambil
dari cabang utama yang memiliki 3 – 4 daun. Batang stek yang disiapkan, untuk
bagian sulur panjatnya harus dibuang agar tidak kembali menjadi bibit lada
panjat / rambat. Setek juga bisa diambil dari cabang tanaman yang sudah
berbuah, dengan memotong pada bagian pangkal batangnya.
Pembibitan dapat dilakukan dengan menggunakan media
tanam polibag, untuk memaksimalkan hasil sebaiknya digunakan kerubung atau
tutup dengan menggunakan plastik. Sebelum ditanam, bagian setek pada pangkal
yang sudah dipotong rata bisa direndam semalaman dengan air kelapa yang
dicampur dengan air biasa dengan perbandingan 1 : 4. Perendaman dengan larutan
air kelapa dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan dari batang setek. Lama
pendederan adalah 6 – 9 bulan, selama pendederan di polibag bunga atau buah
yang terbentuk harus dipotong atau dibuang. Setelah lebih dari 6 bulan dan bibit
dianggap sudah jadi, tutup atau kerubung plastik bisa dibuka dan bibit lada
perdu siap ditanam.
tanam polibag, untuk memaksimalkan hasil sebaiknya digunakan kerubung atau
tutup dengan menggunakan plastik. Sebelum ditanam, bagian setek pada pangkal
yang sudah dipotong rata bisa direndam semalaman dengan air kelapa yang
dicampur dengan air biasa dengan perbandingan 1 : 4. Perendaman dengan larutan
air kelapa dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan dari batang setek. Lama
pendederan adalah 6 – 9 bulan, selama pendederan di polibag bunga atau buah
yang terbentuk harus dipotong atau dibuang. Setelah lebih dari 6 bulan dan bibit
dianggap sudah jadi, tutup atau kerubung plastik bisa dibuka dan bibit lada
perdu siap ditanam.
Biaya
penanaman dan perawatan sangat Murah
penanaman dan perawatan sangat Murah
Lada perdu tidak membutuhkan rambatan atau tiang
panjat dalam pertumbuhannya, karena itu petani tidak perlu menyiapkan tegakan,
sehingga lebih hemat biaya tanam. Petani cukup menyiapkan lubang tanam dengan
ukuran 40 x 40 cm dengan jarak tanam 1,5 M antara lubang satu dan lubang
lainnya. Petani bisa menggunakan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara
tanah dalam lubang tanam sebagai tahap awal sebelum bibit lada ditanam.
panjat dalam pertumbuhannya, karena itu petani tidak perlu menyiapkan tegakan,
sehingga lebih hemat biaya tanam. Petani cukup menyiapkan lubang tanam dengan
ukuran 40 x 40 cm dengan jarak tanam 1,5 M antara lubang satu dan lubang
lainnya. Petani bisa menggunakan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara
tanah dalam lubang tanam sebagai tahap awal sebelum bibit lada ditanam.
Lada perdu memiliki keunggulan cepat berbuah, sehingga
bisa berproduksi lebih awal dalam umur 2 tahun. Dan karena tanaman yang
bersifat perdu, maka penyiraman dan perwatan lainnya pun akan lebih mudah.
Bahkan beberapa petani menanam lada perdu dalam media polibag, dengan
menggunakan plastik atau wadah lainnya yang berukuran besar. Dengan cara ini,
tanaman lada bisa dengan mudah dipindah dan bisa dimanfaatkan sebagai tanaman
pekarangan atau halaman rumah.
bisa berproduksi lebih awal dalam umur 2 tahun. Dan karena tanaman yang
bersifat perdu, maka penyiraman dan perwatan lainnya pun akan lebih mudah.
Bahkan beberapa petani menanam lada perdu dalam media polibag, dengan
menggunakan plastik atau wadah lainnya yang berukuran besar. Dengan cara ini,
tanaman lada bisa dengan mudah dipindah dan bisa dimanfaatkan sebagai tanaman
pekarangan atau halaman rumah.
Pemanfaatan
lahan yang lebih maksimal
lahan yang lebih maksimal
Penanaman lada perdu yang tidak membutuhkan media
rambatan atau tegakan. Membuat lada perdu bisa ditanam dengan jumlah yang lebih
banyak pada lahan. Dengan jarak tanam 1,5 M antara tanaman satu dan lainnya, maka
lahan sempit pun akan bisa dimanfaatkan dengan lebih efisien. Lada perdu bisa
ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain, asalkan tanaman lainnya tidak
menutup secara langsung cahaya matahari. Sehingga lada perdu tetap bisa tumbuh
dan berkembang dengan baik.
rambatan atau tegakan. Membuat lada perdu bisa ditanam dengan jumlah yang lebih
banyak pada lahan. Dengan jarak tanam 1,5 M antara tanaman satu dan lainnya, maka
lahan sempit pun akan bisa dimanfaatkan dengan lebih efisien. Lada perdu bisa
ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain, asalkan tanaman lainnya tidak
menutup secara langsung cahaya matahari. Sehingga lada perdu tetap bisa tumbuh
dan berkembang dengan baik.
Pemanenan
yang lebih mudah
yang lebih mudah
Jika para petani lada mengalami kesulitan pemanenan
pada tanaman lada karena harus memanjat atau menggunakan alat bantu untuk
mencapai buahnya. Hal ini tidak berlaku pada proses pemanenan lada perdu,
karena lada perdu tidak tumbuh tinggi, sehingga pemanenan bisa dilakukan dengan
mudah. Petani budidaya lada perlu tidak lagi direpotkan dengan proses pemanenan
dan tidak perlu mengeluarkan biaya panen yang besar.
pada tanaman lada karena harus memanjat atau menggunakan alat bantu untuk
mencapai buahnya. Hal ini tidak berlaku pada proses pemanenan lada perdu,
karena lada perdu tidak tumbuh tinggi, sehingga pemanenan bisa dilakukan dengan
mudah. Petani budidaya lada perlu tidak lagi direpotkan dengan proses pemanenan
dan tidak perlu mengeluarkan biaya panen yang besar.
Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, petani bisa menunda masa panen. Caranya adalah
dengan membuang bunga atau buah yang terbentuk pada awal penanaman. Dengan cara
ini maka tanaman akan berkembang dengan lebih maksimal. Semakin berkembangnya
tanaman, maka hasil panen yang dihasilkan pun akan semakin banyak dan terus
bertambah setiap tahunnya.
mendapatkan hasil yang maksimal, petani bisa menunda masa panen. Caranya adalah
dengan membuang bunga atau buah yang terbentuk pada awal penanaman. Dengan cara
ini maka tanaman akan berkembang dengan lebih maksimal. Semakin berkembangnya
tanaman, maka hasil panen yang dihasilkan pun akan semakin banyak dan terus
bertambah setiap tahunnya.
Dari sisi dapat dimpulkan bahwa Keuntungan dari
budidaya lada perdu adalah :
1. Bibit tanaman mudah tersedia
2. Tidak memerlukan tiang rambatan
3. Populasi tanaman per satuan luas lahan lebih banyak
4. Berumur genjah (mampu berproduksi setelah usia tanam 1
tahun)
tahun)
5. Pemeliharaan dan penen lebih mudah
6. Pemanenan tidak memerlukan tangga
7. Tidak memerlukan pemangkasan dan pengikatan sulur
8. Dapat ditanam sebagai tanaman sela
9. Memiliki nilai estetika jika ditanam di pekarangan
atau di dalam pot
atau di dalam pot
10. Bermanfaat bagi kegiatan penelitian, misal untuk
persilangan atau hibridisasi
persilangan atau hibridisasi
11. Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan
12. Risiko kematian tanaman akibat cekaman kekeringan
relatif lebih kecil dibandingkan penanaman secara monokultur (tanpa naungan).
relatif lebih kecil dibandingkan penanaman secara monokultur (tanpa naungan).
13. Mampu memberikan nilai tambah yang cukup signifikan
Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sub-balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menunjukkan
bahwa lada perdu dapat menghasilkan produksi rata-rata 200 g/pohon pada umur
dua tahun, dan 500 g/pohon pada umur 3 tahun.
Jika lada perdu ditanam dengan jarak tanam 1
x 2 m maka lahan seluas 1 hektar dapat ditanami sampai ±4500 pohon. Dengan
jumlah tanaman sebanyak ini, jika produksi lada mencapai 900kg maka dengan
harga Rp. 30.000,- /kg pemasukkan yang didapat pada dua tahun pertama adalah
Rp. 27.000.000,-
Pendapatan akan meningkat pada tahun ke tiga
dimana produksi dapat mencapai 2.250kg atau setara dengan pendapatan Rp.
67.500.000,-.Jika kita memiliki lahan atau dak atap rumah seluas 100m2 maka
kita dapat memiliki sampai 750 polybag lada yang akan memberikan tambahan
pendapatan sebesar Rp. 4.500.000,- pada tahun ke dua dan Rp. 6.750.000,-
mulai tahun ke tiga.
CARA BUDIDAYA LADA
Syarat Pertumbuhan
Iklim
– Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.- Cukup
sinar matahari (10 jam sehari).
– Suhu udara 200C – 34 0C.
– Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan
optimal antara 60% – 80% RH.
– Terlindung dari tiupan angin yang terlalu
kencang.
Jenis tanah :
- Laterit merah, Latosol coklat muda sampai
coklat tua.
– Tanah lempung yang mengandung pasir 20 – 45 %
(clay loam).
– Tanah lempung merah mengandung pasir
Media Tanam
– Subur dan kaya bahan organic
– Tidak tergenang atau terlalu kering
– pH tanah 5,5-7,0
– Warna tanah merah sampai merah kuning seperti
Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
– Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
– Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
– Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
Pedoman Teknis Budidaya
Pembibitan
– Terjamin kemurnian jenis bibitnya
– Berasal dari pohon induk yang sehat
– Bebas dari hama dan penyakit
– Berasal dari kebun induk produksi yang sudah
berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1,
pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4
minggu.
Dosis kapur pertanian :
– Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke
4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9
ton/ha.
– Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
– Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
– Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
Teknik Penanaman
– Sistem penanaman adalah monokultur (jarak
tanam 2m x 2m).Tetapi juga
bisa ditanam dengan tanaman lain.
– Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x
35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
– Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah
bibit ditanam.
– Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan
atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau
16.30-18.00 sore.
– Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi
akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat)
menghadap keatas.
– Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman
yang sudah dicampur Pupuk Organik.
– Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian
atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
– NPK 20 gram/tanaman
– Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram
urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
– Segera setelah ditutup, disiram Pupuk
Organik Nasa :
– Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air
per tanaman.
– Alternatif 2 : 1 botol Pupuk
Organik diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
setiap pohon.
– Pemberian Pupuk
Organik selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
Pemeliharaan Tanaman
2.4.1.Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
2.4.2. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif,
atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki
dahan yang produktif.Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi
muda kembali.
2.4.3. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC (4-5 tutup) atau POC (3- 4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
yang dilakukan oleh Sub-balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menunjukkan
bahwa lada perdu dapat menghasilkan produksi rata-rata 200 g/pohon pada umur
dua tahun, dan 500 g/pohon pada umur 3 tahun.
Jika lada perdu ditanam dengan jarak tanam 1
x 2 m maka lahan seluas 1 hektar dapat ditanami sampai ±4500 pohon. Dengan
jumlah tanaman sebanyak ini, jika produksi lada mencapai 900kg maka dengan
harga Rp. 30.000,- /kg pemasukkan yang didapat pada dua tahun pertama adalah
Rp. 27.000.000,-
Pendapatan akan meningkat pada tahun ke tiga
dimana produksi dapat mencapai 2.250kg atau setara dengan pendapatan Rp.
67.500.000,-.Jika kita memiliki lahan atau dak atap rumah seluas 100m2 maka
kita dapat memiliki sampai 750 polybag lada yang akan memberikan tambahan
pendapatan sebesar Rp. 4.500.000,- pada tahun ke dua dan Rp. 6.750.000,-
mulai tahun ke tiga.
CARA BUDIDAYA LADA
Syarat Pertumbuhan
Iklim
– Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.- Cukup
sinar matahari (10 jam sehari).
– Suhu udara 200C – 34 0C.
– Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan
optimal antara 60% – 80% RH.
– Terlindung dari tiupan angin yang terlalu
kencang.
Jenis tanah :
- Laterit merah, Latosol coklat muda sampai
coklat tua.
– Tanah lempung yang mengandung pasir 20 – 45 %
(clay loam).
– Tanah lempung merah mengandung pasir
Media Tanam
– Subur dan kaya bahan organic
– Tidak tergenang atau terlalu kering
– pH tanah 5,5-7,0
– Warna tanah merah sampai merah kuning seperti
Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
– Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
– Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
– Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
Pedoman Teknis Budidaya
Pembibitan
– Terjamin kemurnian jenis bibitnya
– Berasal dari pohon induk yang sehat
– Bebas dari hama dan penyakit
– Berasal dari kebun induk produksi yang sudah
berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1,
pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4
minggu.
Dosis kapur pertanian :
– Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke
4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9
ton/ha.
– Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
– Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
– Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
Teknik Penanaman
– Sistem penanaman adalah monokultur (jarak
tanam 2m x 2m).Tetapi juga
bisa ditanam dengan tanaman lain.
– Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x
35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
– Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah
bibit ditanam.
– Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan
atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau
16.30-18.00 sore.
– Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi
akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat)
menghadap keatas.
– Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman
yang sudah dicampur Pupuk Organik.
– Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian
atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
– NPK 20 gram/tanaman
– Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram
urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
– Segera setelah ditutup, disiram Pupuk
Organik Nasa :
– Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air
per tanaman.
– Alternatif 2 : 1 botol Pupuk
Organik diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
setiap pohon.
– Pemberian Pupuk
Organik selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
Pemeliharaan Tanaman
2.4.1.Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
2.4.2. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif,
atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki
dahan yang produktif.Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi
muda kembali.
2.4.3. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC (4-5 tutup) atau POC (3- 4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur (bln) |
Pupuk makro (gram/pohon) |
||
Urea |
SP 36 |
KCl |
|
3-4 |
35 |
15 |
20 |
4-5 |
35 |
20 |
25 |
5-6 |
35 |
25 |
30 |
6-17 |
35 |
30 |
35 |
2.4.4. Pengairan
dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di
sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
2.4.5. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan
tanaman tahunan ataupun alang-alang.
2.4.6. Penggunaan Anjang – Anjang
Sebaiknya gunakan anjang2 mati dari
bahan kayu. Pangkal Anjang2 diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang
untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi
Anjang2. Panjang Anjang 1 – 1,5
m.
Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris
Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga
dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat
lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang
tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan Pestisida Organik
NASA.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap
seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm
dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat
bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1
bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTISIDA, serta dapat juga dilakukan
pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan,
nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga
dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa
diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6
bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada
pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
Penyakit
a. Penyakit busuk
pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var
Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang
pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit
batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan :
penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan
sesudah tanam.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan
agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang
mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya
daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya
gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman.
Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan
seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan
efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang.
Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak
(berwarna kuning atau merah).
Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah
bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada
yang ditanam dan intensitas pemeliharaan
dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di
sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
2.4.5. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan
tanaman tahunan ataupun alang-alang.
2.4.6. Penggunaan Anjang – Anjang
Sebaiknya gunakan anjang2 mati dari
bahan kayu. Pangkal Anjang2 diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang
untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi
Anjang2. Panjang Anjang 1 – 1,5
m.
Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris
Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga
dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat
lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang
tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan Pestisida Organik
NASA.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap
seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm
dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat
bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1
bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTISIDA, serta dapat juga dilakukan
pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan,
nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga
dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa
diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6
bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada
pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
Penyakit
a. Penyakit busuk
pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var
Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang
pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit
batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan :
penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan
sesudah tanam.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan
agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang
mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya
daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya
gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman.
Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan
seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan
efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang.
Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak
(berwarna kuning atau merah).
Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah
bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada
yang ditanam dan intensitas pemeliharaan
Info pemesanan/ Konsultasi PERTANIAN, Distributor Pusat NASA YOGYAKARTA ; Cecep Adi Setiawan, SP (N-403611)
No. HP
TELKOMSEL : 0852-0147-8485 / 0823-2460-2225
INDOSAT : 0857-9915-2128
Bbm. : D7EF48B7
0 comments:
Post a Comment