f DISTRIBUTOR PUSAT PT. NATURAL NUSANTARA YOGYAKARTA

Pages

Teknologi NASA

Produk Pertanian, Pestisida Organik, Peternakan , Perikanan.

PRODUK PETERNAKAN DAN PERIKANAN

" Biaya Murah tetapi tidak murahan, Hasil Bobot lebih melimpah, Yaaaa... Nasa Obatnya "

Contact kami Distributor NASA

" MEMBANGUN NEGRI INI DENGAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK "

PRODUK KESEHATAN NASA

" Hidup Sehat, Alami Berkualitas. "

TIM NASA MEMBERIKAN PENYULUHAN

Penyuluhan kepada Petani Padi kendari-sulawesi Tenggara.

Thursday, 9 April 2015

BUDIDAYA SIRSAK

TEKNIS BUDIDAYA SIRSAK

PENDAHULUAN
Budidaya Sirsak - Buah Sirsak sering juga dinamakan orang Nangka Belanda, Nangka Sabrang dan buah Mandalika. Mungkin karena Sirsak rnemang bukan buah asli Indonesia. Tanaman Sirsak berasal dari Hindia Barat. Buah Sirsak yang telah masak dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas terlebih dahulu. Selain dari itu juga banyak digunakan untuk membuat sari buah, dodol dan untuk campuran es sirup. Bentuk buah Sirsak tidak beraturan. Ada yang bulat, ada pula yang lonjong bahkan ada yang , bengkok bentuknya.

Dengan kata lain, bentuk buah Sirsak dari berbentuk ginjal sampai berbentuk seperti telur saja.Kulit buahnya dilengkapi oleh duri-duri lunak yang hijau warnanya. Sewaktu masih muda buahnya berwarna hijau, setelah masak warnanya menjadi hij au kehitam-hitaman. Dagrng buahnya berwarna putih dan mengandung banyak serat. Biji Sirsak berwarna hitam. Bentuknya agak lonjong dan pipih. Dalam Setiap buah terdapat biji yang cukup banyak.

Pohon Sirsak mempunyai percabangan batang yang rendah. Tinggi pohonnya antara 3 sampai 8 meter. Daunnya memanjang dengan bentuk lanset atau bulat telur terbalik. Bunganya berdiri sendiri berhadapan dengan daun. Bentuk bunga seperti kerucut. Warnanya kuning muda. Dasar bunga cekung, benang sarinya cukup banyak, begitu pula bakal buahnya. Menanam tanaman Sirsak dengan mempergunakan bijinya. Dapat juga dengan cara tempelan atau okulasi. Musim berbuah adalah pada bulan Januari dan Februari setiap tahunnya. Satu bulan sebelum penanaman lubangnya sudah harus dipersiapkan. Persiapan dilakukan dengan jarak 6 meter.

budidaya sirsak

CARA BUDIDAYA SIRSAK

Sama saja dengan cara menanam tanaman buah-buahan lainnya. Demikian pula pemeliharaan selanjutnya, budidaya pohon Sirsak baru dapat dipetik buahnya setelah berumur 3 tahun lebih.

Sirsak membutuhkan masa pertumbuhan untuk membentuk dedaunan tajuk pohon selama lebih kurang 2 tahun. Masa peralihan dari masa pertumbuhan ke masa berbuah memerlukan jangka waktu kira-kira 1 tahun.

Buah yang terbentuk sebelum pohon berumur 3 tahun, biasanya rontok, apalagi kalau mengalami kekurangan air pada waktu musim kemarau. Kemungkinan buahnya rontok ini dapat dicegah. Caranya dengan mengairi tanah di sekitar, Pohon Sirsak sampai cukup lembab.

Tetapi rontoknya bunga dan buah dapat juga disebabkan oleh hal yang lain. Umpamanya perimbangan antara Pemakaian zat Pati untuk Pertumbuhan, Daun-daunnya dan penimbunan zat pati dalam bakal buah pada masa peralihan itu belum seimbang.

UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI

DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP

TELKOMSEL  0852-0147-8485
INDOSAT      0857-9915-2128

BBM : 5B9E47F6

Wednesday, 8 April 2015

BUDIDAYA KACANG PANJANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KACANG PANJANG



budidaya kacang panjang organik nasa
Budidaya Kacang Panjang Organik dengan menggunakan Teknologi Organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) dapat dibaca juga di NaturalNusantara.org.

SYARAT PERTUMBUHAN

  • Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik,
  • pH sekitar 5,5-6,5.
  • Suhu antara 20-30 derajat Celcius,
  • iklimnya kering, c
  • urah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.
simak video testimoni petani setealh penggunaan produk NASA;


Info pemesanan/konsultasi
Cecep Adi Setiawan, SP
Hp.0812.8587.1001 / 0857.9915.2128

PEMBIBITAN

  • Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit.
  • Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
  • Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM

  • Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
  • Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
  • Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:

    • alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    • alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.

TEKNIK PENANAMAN

  • Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
  • Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
  • Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan
  • Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.

PENYULAMAN

  • Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.
  • Benih yang tidak tumbuh segera disulam.

PENYIANGAN

  • Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun.
  • Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.

PEMANGKASAN / PEREMPELAN

  • Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang.
  • Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.

PEMUPUKAN

Dosis pupuk makro sebagai berikut:

Waktu

Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg)SP-36 (kg)KCl (kg)
Dasar
50

75

25
Umur 45 hari
50

25

75
TOTAL
100
100

100


Catatan :

Atau sesuai rekomendasi setempat. Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam.
  • POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki).

  • Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha).

  • Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki).

  • Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis + 2 tutup/10 liter air ).

PENGAIRAN

  • Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari.
  • Pengairan berikutnya tergantung musim.
panduan-cara-budidaya-kacang-panjang-natural-nusantara-pupuk-organik-cair-nasa-supernasa-hormonik-granule-distributor-resmi-nasa-pestona-pestisida-alami

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)


budidaya kacang panjang organik pestona
  • Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak.
  • Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan PESTONA.


b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
  • Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus.
  • Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR.
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
  • Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong.
  • Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot Natural VITURA
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
  • Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%.
  • Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
  • Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.
  • Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan PESTONA
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
  • Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.
  • Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
  • Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.

  • Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus / Cowpea Stunt Virus.)
  • Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun.
  • Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
  • Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati.
  • Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

PANEN DAN PASCA PENEN

budidaya kacang panjang organik nasa
  • Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
  • Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
  • Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
  • Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi
  • Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.

UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI
DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP
TELKOMSEL  0852-0147-8485
INDOSAT      0857-9915-2128
XL  087830253266
BBM : D7EF48B7

Sunday, 5 April 2015

BUDIDAYA KELAPA SAWIT ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KELAPA SAWIT


budidaya kelapa sawit organik nasa
Budidaya kelapa sawit organik dengan menerapkan teknologi Organik dari PT. Natural Nusantara;

I. PENDAHULUAN

Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi.

PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim

  • Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari.
  • Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm.
  • Temperatur optimal 24-280C.
  • Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl.
  • Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

2. Media Tanam

Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

silahkan menyimak video budidaya kelapa sawit dengan teknologi NASA ,
Selamat menonton:

1. PEMBIBITAN

1.1. Penyemaian

Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.

Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.

1.2. Pemeliharaan Pembibitan

  • Penyiraman dilakukan dua kali sehari.
  • Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
  • Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang.
  • Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
  • Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Pupuk Makro

Pupuk Makro
15-15-6-4Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)
12-12-17-2Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr);
Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr),
Minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr),
Minggu ke 38 & 40 (20gr).
12-12-17-2Minggu ke 19 & 21 (4gr);
Minggu ke 23 & 25 (6gr);
Minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)
POC NASAMulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Catatan :
budidaya kelapa sawit organik nasa supernasa

Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman


2. TEKNIK PENANAMAN

2.1. Penentuan Pola Tanaman

Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

2.2. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

2.3. Cara Penanaman

budidaya sawit poc nasa
budidaya sawit natural glio
  • Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
  • Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag.
  • Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.
  • Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman.
  • Segera ditimbun dengan galian tanah atas.
  • Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki).
  • Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA.
  • Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut:
    • 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter 2000 ml air dijadikan larutan induk.
    • Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

3. PEMELIHARAAN TANAMAN

3.1. Penyulaman dan Penjarangan

  • Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan.
  • Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.

3.2. Penyiangan

  • Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

3.3. Pemupukan

Anjuran pemupukan sebagai berikut :

Pupuk Makro

Urea
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
225 kg/ha
1000 kg/ha
TSP
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 48 & 60
115 kg/ha
750 kg/ha
MOP/KCl
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
200 kg/ha
1200 kg/ha
Kieserite
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
75 kg/ha
600 kg/ha
Borax
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
20 kg/ha
40 kg/ha

NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).

POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0-36 bln
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali

>36 bln
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali

b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA.

Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon

Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 2.3.)

teknik budidaya kelapa sawit organik

3.4. Pemangkasan Daun

Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
  • Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
  • Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
  • Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

3.5. Kastrasi Bunga

  • Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

3.6. Penyerbukan Buatan

Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.

a. Penyerbukan oleh manusia.
  • Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan).
  • Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
  • Cara penyerbukan:
    • 1. Bak seludang bunga.
    • 2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit.
  • Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan.
  • Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif.
  • Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

4. HAMA & PENYAKIT

4.1. HAMA

a. Hama Tungau
  • Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun.
  • Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz.
  • Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
  • Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun.
  • Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
  • Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

4.2. PENYAKIT

a. Root Blast
  • Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar.
  • Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar.
  • Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.
  • Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
  • Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun.
  • Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
  • Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
  • Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
  • Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang.
  • Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
  • Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan :
  • Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
  • Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
  • Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .

5. PANEN

panen sawit organik nasa

5.1. Umur Panen

  • Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
  • Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
  • Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.


UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI

DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP

TELKOMSEL  0852-0147-8485
INDOSAT      0857-9915-2128

BBM : 5B9E47F6

BUDIDAYA MELON ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA MELON 

budidaya melon organik nasa

I. PENDAHULUAN

Agribisnis melon menunjukkan prospek
menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun.

PT. Natural Nusantara berusaha membantu meningkatkan produktivitas melon secara Kuantitas, Kualitas, dan Kelestarian lingkungan ( Aspek K-3 ).

II. SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim

Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.

2. Media Tanam

  • Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
  • Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

video pedoman teknis budidaya melon


1. Pembibitan

1.1. Pembuatan Media Semai
  • Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
  • Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

1.2. Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan Bibit

  • Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam.
  • Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm.
  • Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah.
  • Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1.
  • Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.
  • Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.
  • Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.

2. Pengolahan Media Tanam

2.1. Pembukaan Lahan
  • Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm.
  • Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.

2.2. Pembentukan Bedengan

  • Panjang bedengan maksimum 12-15 m;
  • tinggi bedengan 30-50 cm;
  • lebar bedengan 100-110 cm; dan
  • lebar parit 55-65 cm.

2.3. Pengapuran

  • Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit ,
  • untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

2.4. Pemupukan Dasar


Pupuk
Kandang
(ton/ ha)

Dosis Pupuk Makro 
( gram/ pohon )

Dosis POC NASA

Urea

SP36

KCl

4-5

12

20

8

30-60 tutup /1000 m2
+ air secukupnya (siramkan)

pemasangan ajir pada tanaman melon


Hasil akan lebih baik jika pada pemupukan dasar, POC NASA diganti SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
  • Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

2.5. Pemberian Natural GLIO

  • Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian.
  • Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2

2.6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)

  • Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat.
  • Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

3. Teknik Penanaman

3.1. Pembuatan Lubang Tanam
  • Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm.
  • Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.
3.2. Cara Penanaman
  • Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya.
  • Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polibag.

4. Pemeliharaan Tanaman

4.1. Penyulaman
  • Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam.
  • Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air.
  • Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari.
4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.

4.3. Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.

4.4. Pemupukan

Waktu

Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )

Urea

SP-36

KCl
Umur 10 hari
12
12
10
Umur 20 hari
12
12
10
Umur 30 hari
12
8
12
Umur 40 hari
12
8
20
POC NASA :
( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman : 
  • Alternatif 1 : 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
  • Alternatif 2 : 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki


4.5. Penggunaan Hormonik
  • Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot.
  • Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.

4.6. Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

petani melon organik nasa

4.7. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
  • Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya.
  • Tinggi ajir + 150 - 200 cm.
  • Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg.
  • Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri.
  • Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.

b. Pemangkasan
  • Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki.
  • Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut).
  • Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur.
  • Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun.
  • Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

5. Hama dan Penyakit

5.1. Hama

a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
  • Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
  • Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama.
  • Pengendalian:
    • (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama;
    • (2) semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
  • Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau.
  • Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips.
  • Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.

5.2. Penyakita. Layu Bakteri

  • Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
  • Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
  • Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
  • Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
  • Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering.
  • Pengendalian:
    • (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan;
    • (2) daun yang terserang dibersihkan.
    • (3) gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.
Catatan:

Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

5.3. Gulma

Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

6. Panen

6.1. Ciri dan Umur Panen

  • a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen.
    • Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
    • Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
    • Warna kulit hijau kekuningan.
  • b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
  • c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

6.2. Cara Panen

  • Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
  • Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
  • Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
  • Buah yang telah dipanen disortir.
  • Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.

6.3. Penyimpanan


penyimpanan melon

Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering.


UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI

DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP

TELKOMSEL  0852-0147-8485
INDOSAT      0857-9915-2128
BBM : 5B9E47F6

BUDIDAYA KELAPA SECARA ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA KELAPA


budidaya kelapa organik nasa
Gambar pohon kelapa
Budidaya Kelapa organik dengan menerapkan teknologi organik dari PT. Natural Nusantara ( NASA )

I. PENDAHULUAN

Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia.

PT. Natural Nusantara berupaya memberikan pedoman teknis budidaya kelapa dengan aspek K- 3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan , sehingga mampu meningkatkan taraf penghasilan petani.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

  • Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
  • Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
  • Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
  • Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
  • Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PENGOLAHAN LAHAN

  • Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus.

  • Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.

PEMBIBITAN

budidaya kelapa organik poc nasa
budidaya kelapa organik  hormonik
  • Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek.

  • Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar.

  • Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.

  • Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali.

  • Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.

  • Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :

Umur Bibit (bulan)
Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)
N (Urea/ZA)
P (TSP)
K (KCl/MOP)
Mg (Kies)
1
5/10
50
75
100
2
5/10
75
125
150
3
5/10
100
150
200
4
10/15
200
400
400
5
10/15
300
600
500
6
10/15
400
800
750
7
15/20
500
1000
1000
8
15/20
600
1250
2000
9
15/20
700
1500
2500

Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah
Catatan :
budidaya kelapa organik supernasa
Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

PENANAMAN


Umur Tanaman
Dosis Pupuk (gr/pokok)
Urea
(TSP)
RP
KCl
Kies
Borak
Saat tanam------
1 bln setelah tanam100100100100100100
2 tahun
- apl I200200200200200200
- apl II200200200200200200
3 tahun
- apl I350350350350350350
- apl II350350350350350350
4 tahun
- apl I500500500500500500
- apl II500500500500500500
5 tahun
- apl I500500500500500500
- apl II500500500500500500

Catatan :
  • Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April).
  • Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali.
  • Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 2-4 minggu sekali.
Tambahan :
  • Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION guna meningkatkan pembuahan.
    budidaya kelapa organik power nutrition
    budidaya kelapa organik aero-810

    • Pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal.

    • POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.

  • Cara pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER NUTRITION dilarutkan ke dalam air di campurkan 1/2 tutup AERO 810 untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.

budidaya kelapa organik nasa


PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT KELAPA

1. Golongan Coleoptera
  • Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros .
  • Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
  • Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya.
  • Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .
3. Golongan Hemiptera
  • Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang.
  • Pencegahan dengan PENTANA + AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
  • Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

PEMANENAN


panen kelapa organik

  • Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.

  • Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.

PASCA PANEN

  • Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
  • Gula kelapa : kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.

  • Nata de coco : Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.

  • Asam cuka : dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.

  • Produk minuman: Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).

  • Substrat : Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

    UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI

    DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP

    TELKOMSEL  0852-0147-8485
    INDOSAT      0857-9915-2128

    BBM : 5B9E47F6

PESTONA ( Pestisida Organik NASA)

  • Nama Produk :PESTONA
  • Kode Produk : PST
  • Isi/Berat : 500 cc
  • Fungsi / Peran : Pengendali Hama Tanaman Alam


Pestisida Organik Pengendali Hama Tanaman Alami
PESTONA Pestisida Organik merupakan produk pertanian Nasa sebagai pengendali hama tanaman alami pada tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman tahunan. Produk pengendali hama dari Natural Nusantara ini diproses dari hasil ekstraksi berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif yang merupakan pengendali hama dan penyakit alami. Zat aktif tersebut antara lain : Azadirachtin, Ricin (asam ricin), Polifenol, Alkaloid, Sitral, Eugenol, Annonain, Nikotin dan lain-lain.
petisida organik pestona

Sifat PESTONA

  • Mudah terurai dialam sehingga tidak mencemari lingkungan
  • Relatif aman bagi manusia, hewan piaraan, serta musuh alami hama tanaman.
  • Tanaman/buah bebas residu kimia dan aman dikonsumsi.

pestisida organik pestona

simak video mengenai aplikasi pestona sebagai berikut:


Mekanisme Kerja PESTONA

PESTONA tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakkan telur dan dapat bekerja secara kontak dan sistemik. PESTONA memiliki daya kerja dalam mengurangi nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak tanaman lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga/hama.

HAMA SASARAN PESTONA :

  • wereng, walang sangit, penggerek batang, belalang, kepik, thrips, tungau, ulat, Uret dan lain-lain.

CARA PEMAKAIAN PESTONA :

  • Larutkan 5 cc – 10 cc / 1 liter air (7-10 tutup/tangki). Aduk sampai merata.
  • Semprotkan/gemborkan pada tanaman yang terkena serangan hama secara merata.
  • Untuk hasil yang maksimal sebaiknya tanaman disemprot/digembor sesering mungkin, minimal 3 (tiga) kali penyemprotan/penggemborkan per musim.
  • Sebaiknya waktu penyemprotan/penggemborkan pada sore hari.

UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI
DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP
TELKOMSEL  0852-0147-8485
INDOSAT      0857-9915-2128
XL  087830253266
BBM : D7EF48B7

FUNGSI PEREKAT PESTISIDA

FUNGSI PEREKAT PESTISIDA

Secara umum fungsi perekat pestisida adalah untuk membantu menyebarkan, menempelkan dan meratakan larutan pestisida yang kita aplikasi pada tanaman. Tetapi fungsi dari perekat secara lebih rinci atau spesifik dapat dilihat dibawah ini :

Fungsi perekat pestisida yang utama adalah:

  1. Untuk meningkatkan kinerja pestisida ataupun pupuk daun pada tanaman yang memiliki daun berbulu seperti tanaman padi dan jagung. Adanya bulu-bulu yang terdapat pada daun akan menghalangi menempelnya butir-butir larutan pestisida pada permukaan daun. Tentu hal tersebut akan menghambat penyerapan pestisida sistemik dan pupuk daun. Demikian juga dalam aplikasi herbisida, pemberian perekat juga sangat membantu menempelkan herbisida tersebut pada rumput sehingga akan meningkatkan kinerja herbisida tersebut.

  2. Untuk meningkatkan kinerja pestisida ataupun pupuk daun yang kita semprotkan pada tanaman yang memiliki daun berlilin seperti daun talas dan daun pisang. Daun-daun yang memiliki lapisan lilin akan sangat sulit diaplikasi pestisida karena air tidak mau menempel dan larutan langsung menggelinding jatuh. Hal tersebut juga terjadi pada saat kita aplikasi pestisida pada hama yang pada kulitnya dilapisi lilin.

  3. Untuk meningkatkan kinerja pestisida pada hama yang dilapisi lilin dan hama berbulu seperti kutu kebul dan ulat bulu. Secara alamiah memang setiap mahkluk hidup diberi oleh Allah perlindungan diri dari ancaman alam. Lapisan lilin dan bulu pada hama sebenarnya adalah alat perlindungan alami dari serangan musuh. Tapi hal tersebut pula yang kadang kala membuat kita kelabakan karena hama tersebut tidak mempan pestisida. Inilah fungsi yang disebut sebagai penembus oleh para penjual pestisida.

  4. Untuk meningkatkan kinerja pestisida pada hama yang mempunyai pelindung keras seperti kepik dan belalang besar dan golongan lembing. Jika pada penyemprotan kita menggunakan perekat tentu pestisida akan lebih lama menempel pada  daun. Hal ini akan membantu penetrasi pestisida melalui abdomem atau perut serangga yang biasanya lebih lemah daripada punggung. Dengan pestisida menempel pada daun akan lebih meningkatkan efikasi jika diaplikasi bersamaan dengan pestisida racun lambung karena akan mudah termakan bersama daun.

  5. Untuk meningkatkan kinerja pestisida dan pupuk daun ketika hari akan hujan. Pestisida dan pupuk daun yang diaplikasi kemudian selang 1 - 2 jam turun hujan pastinya akan sia-sia karena pestisida dan pupuk daun tersebut akan tercuci oleh air hujan. Dengan perekat pestisida dan pupuk daun tersebut akan cepat terserap oleh daun sehingga walaupun setelah itu hujan akan tetap berfungsi. Dan larutan yang sudah menempel ke daun tentunya akan lebih sulit tercuci oleh air hujan.

  6. Untuk meningkatkan kinerja pestisida dan pupuk daun ketika hari panas. Seringkali kita mengaplikasi pestisida disaat siang hari diatas jam 10 sehingga matahari sudah terik dan angin sudah kencang. Hal tersebut akan mempercepat penguapan larutan pestisida yang kita aplikasi pada tanaman.  Dengan perekat pestisida ketika kita mengaplikasi pupuk daun dan pestisida sistemik akan lebih cepat terserap oleh daun sebelum larutan tersebut kering.

  7. Untuk meningkatkan emulsi (kelarutan/ pencampuran) pada larutan pestisida yang akan kita aplikasikan pada tanaman. Dengan penambahan perekat pada larutan pestisida atau pupuk daun akan membantu meningkatkan homogenitas larutan tersebut, sehingga akan menghambat pengendapan larutan pestisida dalam tangki sprayer atau dalam drum pengoplosan.

PRODUK NASA UNTUK FUNGSI PEREKAT PESTISIDA

AERO-810 merupakan perekat-perata-pembasah terutama bagi pestisida (fungisida-insektisida-herbisida) juga untuk pupuk cair dengan fungsi antara lain :

aero-810 perekat perata pembasah pestisida

CARA APLIKASI AERO 81O

  • Meningkatkan efektifitas / daya kerja penyemprotan pestisida, pupuk dan hormon dengan melekatkan dan meratakan butiran semprot pada daun sehingga tidak mudah menetes/hilang dan tercuci oleh hujan.
  • Menghemat pestisida, pupuk, hormon karena lebih banyak dan lama melekat /diserap di daun.
  • Meningkatkan daya kerja pestisida untuk hama berperisai dan yang kulitnya mengandung lapisan lilin.
  • Membantu membersihkan alat semprot dan tidak mengakibatkan penyumbatan nosel.
  • AERO-810 tidak banyak membentuk buih/busa, bersifat biodegradable, terurai secara alami sehingga aman bagi lingkungan.

    UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI

    DISTRIBUTOR NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP

    TELKOMSEL 0812 8587 1001
    INDOSAT        0857 9915 2128
    XL                     0877 3047 1800

BUDIDAYA NILA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NASA

BUDIDAYA NILA

I. Persiapan Kolam
ikan nila
Budidaya Nila - Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam.

Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Hal ini penting dalam mengatur sirkulasi air di kolam.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam :

Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.

Pemberian kapur pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit ? bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan pH air.

Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing ? masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.

Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik.

simak video mengenai budidaya ikan nila sebagai berikut:

II. Penebaran Benih

Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

III. Pemberian Pakan

Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5%dari berat tubuh ikan.

IV. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

V. Pemasaran

Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

Produk Natural Nusantara (NASA) yang digunakan


hormonik-500ccViterna-PlusTON

1 botol Natural VITERNA + 1 botol Hormonik = 600 cc = cukup untuk campuran 150 Kg pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur suplemen Viterna + Hormon Organik kebutuhan protein & nutrisi sudah lebih dari mencukupi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam kalau nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis.

Cara pakai

Natural VITERNA & HORMON ORGANIK digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan. Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol HORMONIK 100 cc.

Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur dengan 2,5 Kg pakan apa saja. Cukup diberikan 1 x sehari.

TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara) digunakan sebagai pupuk kolam / tambak. Campurkan air 10 liter + 1 sendok makan TON siram-siramkan secukupnya setiap 2 minggu / 1 bulan sekali.

Tips & trik

  • Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor. Caranya campur jadi satu wadah, Natural VITERNA + PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA + HORMON ORGANIK.

  • Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.

  • 1 botol Natural VITERNA 500 cc+ 1 botol POC NASA 500 cc + 1 botol HORMONIK = 1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor.

VI. Manfaat Natual Viterna + Hormonik

Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit, angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena rendah kolesterol.

Manfaat TON (Pupuk Tambak Organik).

* Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan
* menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya
* menyelaraskan ekosistem tambak / kolam
* mempercepat pertumbuhan ikan
* menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi sehat.


UNTUK PEMESANAN PRODUK NASA BISA HUBUNGI
DISTRIBUTOR PUSAT NASA : CECEP ADI SETIAWAN,  SP
TELKOMSEL  0852-0147-8485INDOSAT      0857-9915-2128
BBM : 5B9E47F6